Detail Cantuman Kembali

XML

Basiyo (1916-1979): Maestro lawak dagelan Mataram


Basiyo dikenal sebagai sorang pelawak yang berasal dari Yogyakarta. Dengan menggunakan bahasa Jawa, lawakan Basiyo pada masa hidupnya terkenal di daerah DIY dan Jawa Tengah melalui siaran radio, televisi (TVRI), dan berbagai rekaman. Lawakannya sering disebut sebagai Dagelan Mataram, sesuai dengan nama acaranya di RRI Yogyakarta.
Dagelan Mataram adalah pertunjukan humor atau lawak yang dialognya menggunakan bahasa Jawa. Cerita yang dipentaskan dalam Dagelan Mataram biasanya cerita sederhana dan dekat dengan kehidupan masyarakat desa. Misalnya, konflik rumah tangga yang kemudian dapat diselesaikan secara adil. Intrik-a• intrik dalam konflik itulah yang dibumbui dengan dagelan segar. Makna dibalik dagelan sederhana itulah yang sangat bermanfaat bagi masyarakat. Melalui dagelan, kritik atas sesuatu yang melenceng dapat diungkapkan tanpa menyinggung perasaan seseorang.
Selain melawak, Basiyo juga berhasil memopulerkan jenis gending ' Pangkur Jenggleng yakni, cara menyanyi (nembang) Jawa yang bisa diselingi dengan lawakan, tanpa kehilangan irama dari tembang yang sedang dibawakan. Cara memukul gamelan pun, tidak lazim, karena lebih mengandalkan kendang sebagai iringan utama untuk akhirnya pada ketukan (birama) terakhir dipakai sebagai waktu untuk memukul semua alat musik perkusi (terutama saron) sekeras-kerasnya. Basiyo sering juga berkolaborasi dengan nama-nama seniman lainnya, seperti Bagong Kussudihardjo, Ki Nartosabdo, Nyi Tjondrolukito, dan lain-lain. Basiyo meninggal dunia pada tanggal 31 Agustus 1979 dan dimakamkan di Pemakaman Umum Terban, Yogyakarta.
Tugas Tri Wahyono dan Yustina Hastrini Nurwanti
Wahyono, Tugas Tri - Personal Name
Nurwanti, Yustina Hastrini - Personal Name
920 WAH b
978-623-7654-10-0
920
Text
Indonesia
Balai Pelestarian Nilai Budaya DIY
2021
Yogyakarta
vi, 58 hlm.: ill.; 23x15 cm
LOADING LIST...
LOADING LIST...